Bertus

Sewaktu SMA aku punya teman namanya bertus, bertus suka dengan kekorean, dia bukan bencong, bukan lekong, dia cowok normal yang suka korea aja, udah.

Pada suatu hari dia pacaran, sama perempuan tentunya, gak nyampe satu bulan putus karena bertus pas ngedate pake beda korea. Bertus kulitnya itam, pake bedak korea. Ya belang, udah kayak ular cobra tapi gagal albino.

Bertus adalah anak tunggal yang ibunya sudah meninggal, dan di rumah hanya tinggal bertus dan ayahnya. Otomatis peran ibunya, bertus yang nggantiin, mulai dari masalah dapur (masak-memasak), masalah sumur (cuci-mencuci) hingga masalah kasur. Eh, masalah kasur engga deh. Masa bertus sama ayahnya begituan, nafsu amat ayahnya, sampe ngebenerin spring bed diurus juga bertus aja udah.

Banyak alasan seorang anak tidak melanjutkan sekolahnya, mungkin karena faktor ekonomi, faktor passion ingin hidup bebas, dan bertus tidak melanjutkan sekolahnya setelah lulus SMA karena ayahnya merasa main gaple/berjudi lebih menghasilkan daripada ngekuliahin bertus.

Kalau hitungannya jangka pendek, jelas main gaple lebih menguntungkan, kalau hitungannya jauh ke depan, jelas main remi lebih menyenangkan.

Karena ayahnya gak mau bayarin uang kuliah, terpaksa bertus berkerja sangkin pengennya dia kuliah. Pagi nyuci mobil, malam jaga pabrik. Begitu terus sampe setahun, alhamdulillah sekarang dia masih begitu.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s