BUBUR AYAM

Di dramaga Bogor, ada yang meneliti bubur ayam mengandung koliform atau tidak. buat yang belum tau koliform itu adalah indikator pada makanan tentang kurangnya kebersihan dalam produksi, penanganan dan penyimpanan. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa bubur ayam di daerah situ terbukti koliformnya pada tinggi, kesimpulannya adalah tukang bubur di sana kalau buat bubur ayam bukannya cuci tangan malah garuk pantat dulu.

Di depan kostanku ada tukang nasi bubur yang ngejualin lama banget, naroh kacangnya lama, nyuir ayamnya lama, ngaduk buburnya juga lama, diaduk, diaduk, masih diaduk, dituang jadi dalgona.

Aku itu sebenarnya curiga sama tukang bubur depan kostanku karena dia kalau gaada pelanggan pasti sibuk dengan hpnya, aku curiga dia ini adalah intel, melaporkan informasi tim mana yang lebih banyak: tim bubur tidak diaduk atau tim tidak diseduh.

            Aku itu heran kenapa ada orang memperdebatkan makan bubur diaduk atau tidak diaduk, padahal itukan bukan masalah sama sekali, yang jadi masalah adalah ketika ada orang makan bubur tapi pakai sumpit. Gak kelar-kelar. bahkan, angkin lamanya Itu nasi yang tadinya lembek jadi kerak rengginang.

Orang jual bubur ayam gerobak gabisa tuh kayak orang jual tahu bulat pakai toa dengan template yang sama pula. Jingle orang jualan tahu bulatkan kaya gini, ‘Tahu bulat, lima ratusan digoreng dadakan, enak coy.’ Penjual bubur ayam nyobain niru, ‘Bubur ayam, lima ribuan, dimasak dadakan, mentah dong!’

            Di tv, orang kalau sakit pasti sarapannya makan bubur. Udah gitu, makannya cuma sejumput dua sendok cukup. Aku nih ya, sakit, sarapanku engga makan bubur, tapi… enggak makan, anak kostan sarapannya siang.

            Bubur itu terbagi dua, ada yang mahal dan ada yang murah. Bubur yang mahal  suiran ayamnya banyak, bisa penuh semangkok, kalau yang murah, juga semangkok penuh, sama koliform.

Bubur yang mahal itu buburnya agak kental, beda sama yang murah: encer. Bubur yang agak kental itu nikmat banget beda sama yang encer, bubur yang encer, sangkin encernya dia gak langsung dimakan tapi dijadikan kuah nasi beneran.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s