Malam semakin larut dalam gelapnya.
Suatu hari aku menatapmu dengan penuh rasa ingin berkenalan.
Dalam kejauhan, mataku seolah kau penjarakan dan tidak boleh kemana-mana.
Pipimu yang menggelembung rasanya ingin kucubit, tapi urung karena aku bahkan tak pernah berbicara kepadamu.
Beberapa saat, saat aku mulai terkumpul sudah rasa ingin memberanikan kau justru acuh, lain, dan seolah-olah aku tidak perlu berusaha karena hatimu telah dimiliki oranglain.
Perlahan, langkahku ku tarik perlahan.
Disinilah aku berada, disebuah titik yang akan hanya menjadi titik. Tidak diperdulikan.