Kau serupa dengan bunga mawar. Begitu indah; begitu elok dipandang. Perkenalkan, aku adalah pria pengagum keindahanmu, aroma dan tabiatmu tak akan sirna, hilang, kau adalah apa yang aku sebut karya Tuhan. Kau bernama Mawar.

Sajak yang penulis buat terinspirasi darimu kebanyakan, aku ada pada bagian mereka, menggambarkanmu begitu pantas untuk dinikmati. Tapi siapa yang tau, Mawar, siapakah kamu sebenarnya, bisakah kita berkenalan lalu berkelana menulis banyak cerita tentang kita berdua, si Mawar merah nun merekah.

Orang yang ingin mendapat status pacar, orang yang ingin mendapatkan maaf, seseorang yang dengan maksud tertentu, menempelkanmu pada tangan dengan senyuman paling hangat sekaligus ucapan paling pantas terucap, “Bunga ini aku persembahkan untuk kamu semata.” Harum ranumnya melebar masuk hingga ke dalam sisi tak tersentuh: Hati.

Siapa yang akan menyangka jikalau Mawar hanya sebagai bualan, kebohongan, sekelebat ketika bunga itu digenggam, dia bukan lagi sebuah Mawar tapi menjadi mahar atas kebohongan yang tersirat. Menggenggamnya hanya menimbulkan luka; menggenggamnya hanya menimbulkan darah.

Mawar yang jujur, berasal dari dia yang punya niatan paling tulus. Memutus duri, mempersembahkan kebenaran. Saat dimana rasa yang paling mendebarkan akan tersampaikan meski itu hanya sebuah bunga murahan, mawar yang sedikit layu, harumnya berasal dari parfume, dibungkus dengan pelastik daur ulang.

Hanya satu yang tersisa, bunga Mawarku tak ayal, bunga Mawarku satu-satunya hanya untukmu.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s