Bersandar tanpa senderan seperti prihalnya aku ke kamu. Aku menganggap mu adalah orang yang ditakdirkan namun kau menganggap ku bukan siapa-siapa.
Aku senang mendengar mu berbicara pada ku, aku senang kau mempertontonkan wajah mu di hadapan ku, aku senang kau di samping ku, aku senang dan semuanya bahagia untuk ku ketika itu tentang kamu. Tapi kamu? Hanya aku saja yang seperti ini, di sisi mu aku tak lain hanya salah satu orang dari banyaknya manusia yang kau sebut teman.
Berteman dengan tak terbalas, kau adalah apa yang terkandung di dalam sebuah isi kepala, hanya bermodal yakin bahwa kau benar-benar berada di sana.
Adakah cara untuk melupakan mu? Saat aku berada di ujung jalan melupakan, kau tiba-tiba menyampaikan pesan ingin bertemu, maka, sia-sialah usahaku.
Saat ini aku hanya ingin memberitahu mu, aku sudah terlalu dalam untuk ini, aku sudah tak yakin bisa bangkit untuk menjauh. Kau seperti berada di atas telapak tangan ku namun tak mampu ku genggam, sedekat itu; sejauh itu.