Lalu akhirnya kita berpisah berlandas jarak, merindu melawan waktu, menanti untuk bertemu.
Aku berjalan mengakhiri kalimat pertemuan, semakin dipikir, semakin sedih, semakin tak ingin pergi. Pelukan terakhir begitu nyaman, begitu melekat, rasa yang tak terbatas seharusnya tak mempermasalahkan jarak yang membatas.
Kita hanya memberi pesan lewat kata yang membumbung pergi bermedia internet.
Seketika kejadian yang telah terjadi kembali membuka memori, manis menjadi tambah ingin diulang, yang pahit menjadikan pembelajaran untuk tambah kuat.
Pertanyaan terbesar pejuang cinta yang tak bertemu adalah, ‘Apakah dia akan tetap setia?’ Memberi ragu mengendap pekat, menyeduh rasa mencampur rindu, jawabannya ada namun tak terlihat. Ada di genggaman Tuhan, diberi tahunya lewat doa.
Aku menatap punggung mu yang mengecil di kelokan jalanan beraspal, bisa kau putar langkah mu sebentar untuk bercakap-cakap sekejap? Aku ingin kau tetap di sini.
Rindu yang semakin menggunung bukan merelakan kepergian mu tapi menyambut kenangan yang tiba-tiba menyapa.