Aku sudah bahagia kok, lihat saja betapa banyak foto senyum yang ku umbar di media sosial. Bersama kawan-kawan tak pernah kurasakan tawa sebahagia ini setelah kepergian mu. Air mata ku bahkan malu-malu untuk menyentuh pipi ku lagi. Fase mengingatmu telah ku lewati yang sekarang aku: Sudah lupa.
Kenangan-kenangan kita yang berceceran di sudut kota, di kalimat pesan online, dan kejutan perayaan hari jadian sudah ku damaikan dengan diriku sendiri bahwa itu hanyalah kenangan. Selayaknya sebuah kenangan tempatnya adalah di memori bukan di hati.
Adalah aku yang menjadi definisi move on, merangkak tertatih pergi dari masa lalu. Aku telah menjadi orang yang berbeda yang bukan aku yang dulu.
Kamu juga jangan mengingatku terus, apalagi kebiasaan ku. Aku yang suka menelpon mengatakan “hai.” Lalu menutup telpon nya, aku yang suka mencubit pipimu hingga memerah dan aku yang suka menipu diriku sendiri.
Tentang, aku, kamu, kita dan cerita di belakang.