Pagi ini aku melihat mu, baju mu senada dengan kulit mu yang putih. Harmoni kenangan masuk kedalam ingatan bagaimana kalau aku tak mampu pergi?

Pertama kali kita kenal, rasa akan bertahan selalu kita pegang. Aku yang dahulu mengelukan kasih sayang kini tinggal kenangan.

Aku adalah nostalgia diantara pemimpi masa depan. Berjanji bersama-sama lalu kandas kau tinggalkan.

Kemarin kau menanya kabar ku sekedar basa-basi, barangkali kita ada waktu luang mari kita menyusuri beberapa jalanan mungkin disana ada kesempatan kita jadian.

Aku menolak, masuk ke lubang yang sama bukan hobi ku, yang kita lakukan hanya buang-buang waktu, bagaimana jika kita mengubah persepsi itu dengan mari kita saling mengikhlaskan antara kita yang tak mungkin akan bersama.

Besok-besok jikalau aku menemukan mu diantara persimpangan ragu, jangan malu untuk menunggu aku. Ceritakan keluh kesah mu, aku punya bahu untuk itu.

Menangislah, tapi yang harus kau tau aku tak punya kalimat motivasi, aku hanya akan menunggu dari reda airmata mu lalu melempar kalimat “Tenang saja ada aku di sini.”

Setelahnya, jangan paksa untuk mengulang kembali. Pikirkan kembali apakah aku adalah orang yang butuh atau orang yang kamu mau.

Pergilah kemana kau ingin pergi tapi tidak untuk hati ku. Alasannya simple, aku menaruh kamu di dalam hangatnya rumah yang ku sediakan dalam hatiku namun kau pergi.
“Kamu mau kemana?” kata ku.
“Mau pergi.” kau jawab.
“Kata mu aku rumah?”
Keheningan menyelimuti dua raga manusia.

Aku harap kau bahagia sekarang, bersama kita hanya membuka luka lama.
Bersama mu hanya mengulang perasaan yang lalu.

Hati ku telah sembuh, menyentuh mu hanya akan menyakiti ku, bahagia bersama mu hanya seperti aku menyelami imajinasi ku.

3 tanggapan untuk “Arah ubah

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s