Secangkir teh manis tanpa gula tak pantas disebut dengan teh manis. Dia hanya teh tanpa akhir manis.

Memulai kisah dengan mu ku awali dengan memasak air panas di atas kompor. Inilah proses kita saling kenal, awalnya sangat dingin lama-kelamaan menjadi hangat. Awalnya tidak saling kenal lama-kelamaan tak ingin sedetikpun terlewat tanpa kata kita.

Setelah satu bulan, Air yang dipanaskan dengan api kecil itu lama-kelamaan menggelegak pertanda sudah saatnya beliau dituangkan ke dalam cangkir bernama pacaran. Kita akhirnya berpacaran, hangatnya sungguh awet.

Lalu sekantong teh berisi serpihan daun kita masukkan kedalam cangkir itu, warnanya berubah menjadi lebih menarik. Hari-hari kita juga. Menjadi sangat semenyenangkan itu.

Namun air hangat kita buru-buru menjadi dingin, lupa bahwa aku tidak memasukkan gula kedalamnya. Dan itu menjadi satu-satunya penyesalan ku. Aku sadar, hanya kaulah yang membuat setiap hariku berwarna, sedangkan aku lupa memberi mu kisah manis untuk kau ke-cap.

Wajar, bila kau akhirnya memilih untuk pergi.

Sekarang, aku hanya menitip sekantong gula untuk pria barumu dan sampaikan kepadanya, “Perempuan ini pantas untuk kau beri gula yang paling manis se-dunia.”

Sekarang aku sudah ikhlas.

Membuang teh yang sudah kita buat, airnya benar-benar telah habis. Kisah kita juga benar-benar telah berakhir. Tanpa kata manis.

4/24/2019

3 tanggapan untuk “Teh tanpa kata manis

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s